Kendala Utama Saat Kuliah di Korea

Selasa, 10 April 2012

SEOUL - Saat ini, ada sekira 100 ribu mahasiswa internasional di Korea Selatan. Animo yang tinggi ini membuat universitas di Korea berusaha keras untuk memancing mahasiswa internasional agar kuliah di tempat mereka. Namun sayangnya, banyak kampus yang tidak bisa mengakomodasi kebutuhan mahasiswa internasional.

Awal bulan ini, Asosiasi Dukungan Mahasiswa Internasional Korea (KISSA) menjabarkan kendala utama yang dihadapi mahasiswa internasional di negeri Gingseng.

Dalam Forum Terbuka Pengembangan Kebijakan untuk Mahasiswa Internasional terungkap ada banyak hal yang dikeluhkan mahasiswa pendatang. Yang paling sering diungkapkan adalah masalah tingginya biaya hidup di Korea, akomodasi yang buruk, biaya kesehatan yang mahal, dan pendaftaran ponsel yang rumit. Usai mewawancarai 80 mahasiswa internasional, terungkap juga bahasa menjadi kendala.

“Banyak materi kuliah yang tidak disampaikan dalam bahasa Inggris dan bahkan dalam kuliah bahasa Inggris, dosen memilih berbicara dalam bahasa Korea,” ujar seorang mahasiswa asal Prancis yang menempuh studi di Seoul National University.

“Terkadang dosen berbicara dalam bahasa Korea selama 10 menit, dan mereka hanya akan menerjemahkan dalam waktu satu menit,” jelas mahasiswa yang enggan namanya disebut ini.

Sementara seorang mahasiswa bisnis mengeluhkan masalah lainnya. “Kami memiliki banyak masalah saat membeli makanan di kampus, karena banyak yang menggunakan bahasa Korea. Bahkan bus pun hanya menggunakan bahasa Korea,” jelasnya.

Sementara itu, beberapa mahasiswa berharap universitas Korea mempertimbangkan kebutuhan makanan dari beragam keyakinan. “Saya punya masalah dengan makanan,” jelas mahasiswa Muslim di SNU, Shukira, yang sesuai keyakinannya mengharamkan beberapa jenis makanan.

Sementara mahasiswa asal India dengan keyakinan Hindu punya pendapat lain. “Hanya tempat-tempat tertentu di mana saya bisa mendapatkan makanan vegetarian,” kata mahasiswa pascasarjana ini.

Mereka merujuk pada kondisi penjara di Korea. Pasalnya, penjara memberikan pilihan makanan untuk tahanan berupa makanan gaya Barat dan halal untuk penganut Islam. Mereka menyatakan, mengapa univeristas ternama di Korea tidak bisa melakukan hal yang sama.

Mahasiswa, terutama dari negara-negara Asia, juga mengaku dikucilkan oleh mahasiswa Korea. “Jika saya mengerjakan tugas (kelompok) bersama mereka (mahasiswa Korea), mereka akan bermasalah ketika saya melakukan presentasi menggunakan power point,” kata mahasiswa di Yonsei University Feruza Buranova.

“Mereka tidak mau berusaha memahami saya, mereka hanya ingin mengerjakannya bersama mahasiswa Korea dan bukan mahasiswa asing,” jelas mahasiswa 23 tahun dari Uzbekistan ini. Demikian seperti dikutip dari Korea Herald, Rabu (21/3/2012).

Mahasiswa pertukaran dari Swedia di Yonsei University punya kisah berbeda. Dia mengisahkan mengenai sistem buddy di mana mahasiswa asing ditemani mahasiswa lokal untuk mempelajari bahasa dan budaya setempat.

“Bahkan ketika Anda berbicara kepada mereka dalam bahasa Korea, mereka akan terus berbicara kepada Anda dalam bahasa Inggris. Terkadang saya berpikir mereka ingin berbicara dengan saya hanya untuk melatih bahasa Inggris,” jelas mahasiswa usia 21 tahun ini.

Meski banyak keluhan, bagaimanapun, sebagian besar mahasiswa menyatakan masalah ini bersifat minor. Secara keseluruhan, mahasiswa asal Korea sigap membantu mereka. Share

0 comments:

Posting Komentar

>