MENAJEMEN PROYEKDAN MENAJEMEN RESIKO

Rabu, 12 Oktober 2011

Manajemen Proyek

Kemajuan dan perkembangan dalam perindustrian telah mendorong untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, ekonomis, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang tinggi dalam mengelola harapan . Manajemen suatu kegiatan baik investasi kecil maupun besar  dalam skala proyek memerlukan suatu metode yang sudah teruji, sumber daya yang berkualitas dan penerapan ilmu pengetahuan yang tepat.

Proyek merupakan gabungan seperti sumber daya manusia, material, machine dan modal/biaya dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan dalam sasaran dan tujuan. Sifat dari suatu proyek adalah bersifat sementara dan dalam kurun waktu yang dibatasi. Suatu proyek biasanya terjadi karena suatu keperluan yang mendesak karena tuntutan pengembangan dari suatu lokasi tertentu
Jenis proyek  dikelompokkan berdasarkan komponen kegiatan utama dan hasil akhirnya, yaitu :

1.    Proyek konstruksi. Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, jalan raya, dsb.

2.    Proyek Industri Manufaktur. Kegiatannya mulai dari merancang hingga terciptanya suatu produk baru.

3.    Proyek Penelitian dan Pengembangan. Melakukan penelitian dan pengembangan hingga tercuptanya sebuah produk tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu produk, pelayanan atau suatu metode tertentu.

4.    Proyek Padat modal. Suatu proyek yang memerlukan modal yang besar. Misalnya pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dsb.

5.    Proyek Pengembangan Produk Baru. Merupakan gabungan dari proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal.

6.    Proyek Pelayanan Manajemen. Berhubungan dengan fasilitas nonfisik atau jasa dari perusahaan. Misalnya pengembangan sistem informasi perusahaan, Peningkatan produktivitas dari karyawan, dsb.

7.    Proyek Infrastruktur. Penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal prasarana transportasi, Waduk, pembangkit listrik, instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum.

Definisi dari manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Yang perlu dikelola dalam area manajemen proyek yaitu biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.

Ada tiga garis besar yang dibahas dalam buku ini untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :

1.    Perencanaan

Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang. Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan areamanajemen proyek (biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.).

2.    Penjadwalan

Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, material), durasi  dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis agar sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap berada dijalur yang diinginkan.

3.    Pengendalian Proyek

Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek. Tujuan utama dari utamanya yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan, pemeriksaan, koreksi yang dilakukan selama proses implementasi.

Manajemen Risiko

Risiko  dapat  bermunculan dimana-mana,  dapat  muncul  kapansaja,  dan  sulit  untuk  dihindari.  Jika risiko  tersebut menimpa  suatu proyek, maka  proyek  tersebut  bisa mengalami kerugian  yang  signifikan.  Dalam beberapa  situasi,  risiko  tersebut  bisa mengakibatkan  terbengkalainya proyek  tersebut.  Karena  itu  risiko penting  untuk  dikelola.  Manajemen risiko  bertujuan  untuk  mengelola risiko  sehingga  proyek  tersebut  dapat bertahan,  atau  barangkali mengoptimalkan risiko (Hanafi, 2006). Selain  itu  manajemen  risiko  dapat diartikan  sebagai  suatu  sistem pengelolaan  risiko  yang  digunakan  di dalam  suatu  organisasi,  atau perusahaan,  yang  pada  dasarnya merupakan  suatu  proses  atau rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan secara  menerus  (continue),  untuk mengendalikan  kemungkinan timbulnya  risiko  yang  membawa konsekuensi  merugikan  organisasi, atau  perusahaan  yang  bersangkutan (Saptodewo  & Soedarsono, 2000). Dan  secara  objektif, manajemen risiko  proyek  adalah bagaimana  meningkatkan kemungkinan  dan  dampak  dari kegiatan  positif  dan  mengurangi kemungkinan dan dampak dari sesuatu yang  merugikan. Manajemen  risiko pada  dasarnya  dilakukan  melalui proses-proses  tersebut  di  bawah  ini, yaitu : (PMBOK, 2004)

1.       Rencana  manajemen  risiko (Risk management planning)

2.       Identifikasi  risiko  (Risk identification)

3.        Analisa risiko secara kualitatif (Qualitative risk analysis)

4.        Analisa  risiko  secara kuantitatif  (Quantitative  risk analysis)

5.       Rencana  respon  risiko  (Risk response planning)

6.       Pengawasan dan kontrol risiko (Risk monitoring and control)

Proses Manajemen Risiko

a. Identifikasi  Risiko  (Risk Identification)

Identifikasi  risiko  adalah aktivitas  yang  dilakukan  untuk mempelajari  dan  memperkirakan potensi-potensi risiko yang terkandung dalam  suatu  proses  kegiatan. Sedangkan  potensi  risiko  adalah  sifat atau  karakteristik  yang  dapat menimbulkan  kerugian  terhadap perusahaan pada saat risiko itu terjadi. Tujuan  dari  identifikasi  risiko  adalah untuk  memastikan  bahwa  sumber risiko  dan  potensi  risiko  telah diidentifikasi  dan  dievaluasi  sesuai dengan  kepentingan  dan  prosedur yang ada (PT. Waskita Karya, 2004).

Sedangkan  menurut  Soeharto (1995)  identifikasi  risiko  adalah  suatu proses  pengkajian  risiko  dan ketidakpastian  yang  dilakukan  secara sistematis  dan  terus  menerus.  Agar risiko  dapat  dikelola  secara  efektif maka  langkah  pertama  adalah mengidentifikasi  jenis  risiko,  yaitu mana  yang  bersifat  risiko  usaha (business risk) dari mana yang bersifat risiko  murni,  kemudian diidentifikasikan  lagi  berdasar  potensi sumber  risiko  atau  dapat  pula berdasarkan  dampak  terhadap  sasaran proyek. Sumber  risiko dapat diartikan sebagai  faktor  yang  dapat menimbulkan  kejadian  yang  bersifat positif atau negatif.

b. Analisa Risiko

Setelah  dilakukan  tahap identifikasi  terhadap  risiko,  maka dilakukan penilaian  atau  analisis yang bertujuan  sebagai  berikut  :  (PT. Waskita Karya, 2004)

1.        Mengklasifikasikan  risiko  ke dalam  kategori  tinggi,  sedang maupun rendah

2.        Sebagai  dasar  dalam merencanakan  tindakan pengendalian yang akan dilakukan

3.       Meyakinkan bahwa ketidakpastian dan  risiko  telah  dipertimbangkan dan  telah  dimasukkan  dalam perencanaan  dan  proses pelaksanaan.

c. Rencana Respon Risiko

Rencana  respon  risiko adalah  proses  untuk  mengembangkan pilihan  dan  menentukan  tindakan untuk  memperbesar  kesempatan  dan mengurangi  tanda-tanda  akan terjadinya bahaya pada  tujuan proyek. Berikut  ini  adalah  beberapa  strategi untuk menghadapi risiko-risiko negatif atau ancaman :

a.        Menghindari (Avoid)

Menghindari  risiko  (risk avoidance)  meliputi  perubahan rencana manajemen  proyek  untuk mengurangi  ancaman-ancaman yang diakibatkan oleh risiko-risiko yang  buruk,  untuk  mengasingkan tujuan  awal  proyek  dari  dampak risiko.

b.       Memindahkan (Transfer)

Ketika seseorang atau suatu badan mentransfer  atau  mengalihkan risiko  ke  pihak  lain, mereka  akan mengalihkan  tanggung  jawab finansialnya  untuk  suatu  risiko kepada  pihak  lain  dengan membayar  jasa  tersebut, contohnya adalah asuransi.

c.        Mengurangi (Mitigate)

Mengurangi  risiko  (risk mitigation)  adalah  mengadakan pengurangan  dalam  hal kemungkinan  dan/atau  dampak dari  risiko  yang  dapat  merugikan sampai  ke  batas  yang  dapat diterima.

sumber :

http://aguswibisono.com/2010/manajemen-proyek/

digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-11057-Paper.pdf


MANAJEMEN PROYEK DAN MANAJEMEN RESIKO


A. MANAJEMEN PROYEK

Ialah suatu suatu kegiatan yang menerjemahkan rencana pembangunan dan program dalam suatu kegiatan nyata (actions)

Ruang lingkup atau batasan proyek
- Pemahaman maksud ‘proyek’
- Pastikan apa yg akan dilakukan dalam ‘proyek’
- Rincian kegiatan
- Umur proyek
- Evaluasi Proyek bertujuan untuk memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, sehingga diperlukan sekali adanya pemilihan antara berbagai macam proyek.

CONTOH PROYEK :
Pembuatan proyek Autofan dan usaha warnet serta penanggulangan resiko dari proyek tersebut

B.MANAJEMEN RESIKO
Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, karena ketidakpastian mengakibatkan keragu-raguan dalam meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang akan terjadi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian maka semakin tinggi pula risikonya. Manajemen risiko adalah “suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah diketahui (melalui rencana analisa risiko atau bentuk observasi lain) untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul”. Untuk itu risiko harus didefinisikan dalam bentuk suatu rencana atau prosedur yang reaktif.

Secara tak langsung manajemen risiko memberikan sumbangan sebagai berikut:

a. Memberikan pemahaman tentang risiko, efeknya, dan keterkaitannya secara lebih baik dan pasti sehingga menambah keyakinan dalam pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan kualitas keputusan.
b. Meminimalkan jumlah kejadian di luar dugaan dan memberikan gambaran tentang akibat negatifnya sehingga mengurangi ketegangan dan kesalah-pahaman.
c. Membantu menyediakan sumberdaya dengan baik.
d. Menangkal timbulnya hal-hal dari luar yang dapat mengganggu kelancaran operasional.
e. Mengurangi fluktuasi laba dan arus kas tahunan atau menstabilkan pendapatan.
f. Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam bekerja.
g. Meningkatkan public-image perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Share

>