Jatuh Bangun Tuhan Besertamu

Minggu, 11 Maret 2012


Saat kita mempunyai kedudukan/pangkat/jabatan/posisi terpandang di masyarakat biasanya semua orang akan selalu bersikap dan berbuat baik mau menolong, membantu, peduli. Namun bagaimana keadaanya ketika seseorang tersebut dalam kondisi bangkrut/jatuh miskin/menderita masih adakah orang-orang yang ingat dan mau peduli padanya memberikan perhatian, membantu/menolong seperti yang dulu dilakukan?Pada umumnya, sebagai manusia biasa kita seringkali berbuat baik mungkin hanya karena ada pamrihnya saja. Ada hal lain yang diharapkan (tidak melulu berupa uang saja) bisa jadi karena ingin agar orang tersebut pun kelak mau membantu/menolong di saat kita memerlukan bantuannya. Sikap/perbuatan seseorang justru bisa teruji kebenarannya(tulus/tidaknya sikap tersebut) saat kita sedang berada dalam kesulitan/penderitaan. Masih ingatkah/pedulikah orang atau malah justru sebaliknya malah acuh tak acuh, disingkirkan dan tak pernah peduli lagi? Seorang teman yang bukan sahabat sejati biasanya akan meninggalkan kita di saat dalam kesulitan. Kepeduliannya akan berubah menjadi sikap cuek, meninggalkan dan tak lagi ada saat rekannya sedang dalam kesulitan karena ia merasa saat ini temannya tak lagi menguntungkan, tak ada lagi yang bisa diharapkan atau menggantungkan harapan/pertolongan kepadanya. Berbeda halnya dengan seorang sahabat sejati, yang selalu ada saat sahabatnya mengalami suka maupun duka, ketulusan sikap dan perbuatannya akan sungguh terlihat tanpa pamrih sedikitpun. Begitu pula dengan orang tua kita. Orangtua yang baik biasanya selalu memperhatikan keadaan anak-anaknya satu per satu kapan&di mana pun juga mereka berada. Orangtua kita tak pernah meninggalkan anak-anaknya meski jauh sekalipun mereka masih tetap peduli dan perhatian akan keadaan anak-anaknya dengan saling berkomunikasi(bisa lewat telepon/email/facebook yang saat ini sedang ngetrend). Mereka tetap memberikan cinta&kasih sayangnya dengan cara dan bentuk yang berbeda-beda,namun tujuan mereka tetap sama yaitu bagaimanapun juga keadaan/perbuatan anak-anaknya mereka tetap dicintai. Bagai seorang Bapa yang baik bagi anak-anaknya dan sahabat sejati yang selalu setia menyertai langkah hidup kita, begitulah gambaran Tuhan Yesus Kristus "Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya"(1 Tes 5:24). Tuhan selalu ada kapan dan dimanapun kita berada (dalam keadaan apapun kita) Ia selalu mendampingi perjalanan hidup kita. Meskipun kita seringkali tidak setia atau bahkan kadang melupakanNya, tetapi tidak demikian halnya dengan Tuhan. Dengan cintaNya yang tulus, Ia tak penah sedetikpun meninggalkan kita"jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya"(2Tim 2:13). Ia selalu ada dalam setiap hembusan nafas kita. Apapun yang kita alami, yang menjadi pergulatan hidup kita Ia dengan setia menyertai, memperhatikan dan merangkul kita dalam genggaman kasihNya yang tulus "Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat"(2 Tes 3:3). Tuhan Yesus tak pernah meninggalkan kita berjalan sendirian. Ia bahkan dengan setia menunggu kita untuk selalu berbiara denganNya, Ia berharap agar kita mau berbagi denganNya. Saat kita ada di atas atau di bawah, saat sedang diperlukan atau bahkan saat menderita sekalipun (sedang tidak berdaya) Ia selalu ada bersama kita asal kita mau berbicara dan menjalin relasi yang erat denganNya percayalah Tuhan selalu mendengarkan seruan kita kepadaNya "Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia"( I Pet 4:19).
Share

0 comments:

Posting Komentar

>